Arsip Tag: keluh-kesah

Itu sih bukan pulang cepet

Saya sudah punya tempat langganan untuk menitipkan motor. Tidak pernah pindah-pindah. Salah satu alasannya adalah, yang jaga parkir penitipannya adalah 2 anak muda yang ramah. Selain itu lokasinya tidak jauh dari stasiun Depok Lama, tapi juga tidak terlalu dekat.

Ada jarak dari stasiun kira-kira 300 meter. Jadi saya masih  bisa memaksa men-jalankaki-kan diri setidaknya setiap pagi dan sore.

Saya biasanya mengambil motor kurang lebih jam 7:40.  Ini naik KRL ‘seadanya’ dari Manggarai.  Kadang – kadang ngambil motor jam 22:35, kalau naik kereta ekoAC yang berangkat Manggarai jam 10 malam. Yang paling sering sampai di tempat penitipan jam 21:05 – kalau naik kereta yang jam 8 malam dari Manggarai.

Karena hari ini saya ada keperluan di rumah dan berencana minta ijin untuk pulang lebih cepat, pagi – ketika menitipkan motor saya berpesan pada yang jaga, bahwa saya akan pulang cepat. Hal ini harus dilakukan, karena kalau tidak, sesuai dengan kebiasaan saya untuk ambil motor jam 9 malam, maka posisi motor saya selalu berada di pojok. Tertutup dengan barisan motor-motor lain. Dan kalau tetap di situ, maka saya akan kesulitan mengeluarkan motor kalau ngambilnya lebih sore, karena motor-motor di sekeliling motor saya masih lengkap.

Sore itu, setelah mendapatkan ijin pulang cepat, saya langsung kabur menuju stasiun Manggarai dan kebagian ekoAC balik yang berangkat jam 16:00. Dan saya sudah sampai di stasiun Depok Lama jam 16:33.

Dan disinilah masalahnya …. Lanjutkan membaca Itu sih bukan pulang cepet

Holiday ke mana?

Holiday itu hari libur kan ya? Seharusnya juga diisi dengan berlibur. Atau minimal kegiatan-kegiatan yang menghibur. Harusnya begitu. Sehingga setelah holiday, kita bisa melanjutkan aktifitas dengan lebih fresh.

Tapi buat saya (dan keluarga), selama ini holiday artinya tak lebih dari hari libur biasa. Boro-boro berlibur ke tempat-tempat khusus. Bahkan sekedar mencari kegiatan yang menghibur saja sudah jarang banget bisa dilakukan.

Kehidupan yang tidak sehat!

Iya – iya … Saya tahu. Tapi mau bagaimana lagi?

Apakah mungkin hal ini juga dialami oleh keluarga-keluarga lain? Atau jangan-jangan hanya keluarga saya saja?

There’s Not Enough Time!

Terkadang saya merasa waktu semakin cepat. Hari berganti. Dan tiba-tiba saja, akhir minggu telah sampai. Lagi.

Baru teringat, banyak janji yang belum bisa dipenuhi. Banyak tenggat pekerjaan yang tiba-tiba berkejaran. Dan lalu merasa, butuh waktu tambahan lagi. Rasa-rasanya sehari 24 jam tak mencukupi lagi.

Hhhhh! Tetap saja sekarang harus rehat dulu.

Pengen ngamuk karena ngantuk

Huh! Beginilah kalau maksain masuk kerja padahal kondisi gak prima. Bawaannya ngantuk melulu. Kadang-kadang masih ditambah pengen ngamuk. Suntuk !!!

Tadi malam  – entah kenapa – saya malah gak bisa tidur. Mungkin karena seharian sudah tidur melulu. Alhasil, sampai jam 2 dini hari saya masih melotot. Dan … setengah jam kemudian saya malah mulai ngantuk. Baru saja – perasaan saya sih –  tidur, tiba-tiba terbangun, karena kamar tiba-tiba terasa panas. Mulailah saya terbatuk-batuk tanpa henti. Dan itu sampai menjelang pagi.

Akhirnya saya keluar kamar sekitar jam 04:15.

Bengong. Gak jelas. Lemes. Separo ngantuk.

Hari ini saya benar-benar kerja dengan suasana hati yang gak bagus sama sekali. Bawaannya ngantuk. Dan pengen ngamuk. Atau mungkin ini juga pengaruh hawa hari ini ya? Perasaan panas banget hari ini ….

Ada yang punya obat ngantuk ngamuk?

ngutip statusnya mbak Anjar Anastasia di FB :
mengapa senja ini kau kirimkan sumpah serapah?
tidakkah panas menyengat sudah jadi masalah?

Let’s speak English

Membaca postingan mas Donny tentang tentang english yang error (melulu), saya tiba-tiba teringat dengan pengalaman saya sendiri. Oh bukan. Saya belum pernah ke Australia seperti mas Donny.  Hehehehe.

Kalau mas Donny menceritakan mengenai beberapa kali salah mengerti dan mengucap dalam bahasa Inggris (dari sekian banyak cas-cis-cus dengan lancar tentunya), saya malah selalu ketakutan kalau mau mencoba menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.

Pernah ada yang mengirimkan email dan meminta dibalas dalam bahasa Inggris – untuk lebih memperlancar penggunaan bahasa Inggris – bahkan sampai dua kali, saya malah tidak berani mengirimkan balasan. Walaupun sudah nyoba minta tolong sama mbah google, tetap saja tidak yakin bahwa jawaban itu sudah cukup layak. Akibatnya saya sampai sekarang benar-benar tidak nyaman kalau menggunakan bahasa itu untuk percakapan atau sekedar menjawab email.

Bahkan saking ngaconya bahasa Inggris saya, pernah mengirimkan email dan salah satu kalimatnya berbunyi : together with this letter  … .hiks

Tapi kayaknya, mulai sekarang saya harus benar-benar meningkatkan kemampuan saya untuk berbahasa Inggris ini. Karena ada kesepakatan dan sudah ditetapkan untuk menggunakannya dalam rapat mingguan di kantor kami.

Ups !!! Jangan-jangan penulisan judul tulisan ini juga salah.

Komentar pertama

Saya menulis untuk saya sendiri. Tidak ada yang membaca juga tidak apa-apa. Toh saya menulis bukan untuk menjadi tenar atau nge-top. Saya menulis karena ingin menulis.

Kebanyakan bloger (mungkin) berpikiran seperti itu. Tidak terkecuali saya. Selama ini saya pernah mencoba mempunyai 3 tempat belajar menulis. Tapi benarkah kalau tidak ada yang membaca tulisan-tulisan saya, tidak apa-apa? Ya. Memang tidak apa-apa sih.

Tapi ketika ada yang ‘meninggalkan‘ komentar pada tulisan-tulisan yang saya buat, ada perasaan senang juga ternyata.

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, untuk beberapa teman yang sudah mengawali meninggalkan komentar di blog saya ini. Jejak kalian semua di blog ini, semoga mampu memberikan semangat kepada saya untuk tetap menulis dan menulis lagi.