Kalau sudah naik – susah turun?

Ah kata siapa? Emang bener begitu? Mungkin ada benarnya.

Lihat saja. BBM ? Listrik? Gas? Telepon? Semuanya kalau sudah naik tidak mau susah turun lagi. Bahkan cenderung menjadi semakin pintar untuk naik lagi – naik lagi.

Pastilah bukan karena tulisan saya di sini, sehingga pada tanggal 8 Januari kemarin ketika saya naik KRL ke Jakarta, tarif ekoAC yang biasanya hanya Rp 5.500,- menjadi Rp 7.000,- Dan ketika saya tanya mengenai nasib KTB yang sudah saya beli, petugasnya hanya menjawab ~ pakai aja pak, gpp.

Cuma saja – sekali ini, ternyata kenaikan tarif itu tidak berlangsung lama. Pagi ini – ketika saya berangkat ke kantor – saya baru tahu, ternyata kenaikan tarif itu dibatalkan ditunda. Ā Terlepas dari alasan atau himbauan dari siapa sehingga kenaikan tarif itu hanya berumur satu hari, tapi yang pasti semakin menguatkan dugaan bahwa kenaikan tarif – berapapun kenaikannya – tidak akan berpengaruh banyak terhadap pelayanan yang akan diterima pengguna kereta. Toh nyatanya, begitu dihimbau jangan naik, langsung saja tuh tarif melorot lagi.

Dan seharusnya alasan menaikkan tarif itu tidak dijadikan alasan untuk memperbaiki pelayanan. Sebaliknya seharusnya ~ perbaiki layanan dulu, pasti para penumpang dan pengguna kereta akan berlomba-lomba untuk mengusulkan kenaikan tarif agar bisa memperoleh pelayanan tingkat tinggi lagi.

Ah. Mimpi dot com.

Tinggalkan komentar